APA ??
Apa
yang telah disiapkan takdir di depan jalan bagi semua orang?
Apa
yang telah dibuat oleh keadaan untuk disampaikan kepada semua orang?
Apa
yang diharapkan oleh mimpi untuk dipeluk oleh semua orang?
Apa
yang terjadi jika aku tidak seperti yang dirancang logika di masa depan?
Apa
yang masuk akal dari sebuah impian yang dilukis dari tumpukan mimpi yang
abu-abu?
Apa
?? Apa??
Terlalu
banyak “apa” sebelum aku bisa tidur tenang dan tidak bermimpi buruk. Tidak mengkhawatirkan
banyak orang atau banyak hal, tidak perlu menjawab semua “apa” yang terucap
oleh otak jeniusku. Tidak memikirkan sejuta kemungkinan yang mungkin akan
terjadi, yang kebanyakan adalah pikiran buruk, pikiran jahat, pikiran yang
disampaikan setan, bukan malaikat.
Memang
apa bedanya pesan yang disampaikan setan atau pesan yang disampaikan malaikat? Bukankah
terserah padaku untuk mengartikannya?
Lihat,
kan, aku kembali mengkhawatirkan tentang “apa”. Tentang bagaimana aku harus
menjawab “apa” itu.
Seperti
cerita dalam film, alurnya tidak berantakan, rapi dan tersusun dengan baik. Semua
pertanyaan tentang “apa” dijawab sedemikian rupa dengan diplomatis dan
terorganisir.
Pada
akhirnya, kita akan tidur setelahnya, semua “apa” akan dijawab di akhir film. Lalu,
bagaimana dengan “apa” ku? Siapa yang nantinya akan menjawab dan tidak
membuatku gelisah setiap malam ketika aku akan tertidur? Lalu apa yang membuat
semua hal ini berpengaruh dengan waktu tidurku? Ah stop. Jangan lagi
mengucapkan apa. Tidurlah. Tidur. Selamat malam.